Jumat, 27 Januari 2012

Mengadministrasi sebuah Jaringan

 





Mengadministrasi sebuah Jaringan

Dalam materi saat ini, saya akan memaparkan bagaimana untuk mengadministrasi dalam sebuah jaringan, hasil dari searching di  mbah google.

Atau Sahabat juga bisa mendownloadnya pada link dibawah ini dengan mengklik tombol

  • Unduh file (.doc)



  • Unduh file (.pdf)


    check this out > > > >

  • Mengadministrasi  server  dalam  jaringan merupakan  pekerjaan  yang harus dilakukan oleh administrator jaringan. Pekerjaan ini memerlukan ketelitian dan kesabaran yang tinggi agar didapat hasil yang baik.
    Komputer yang terhubung jaringan harus diatur dengan baik oleh seorang admin, baik dari sisi akses data , pembagian penggunaan atau pembagian pakai, kemanan dan kenyamanan data untuk di akses, dan masih banyak lagi yang harus ditata rapi oleh seorang administrator jaringan. Pada Materi ini kita akan membahas tentang mengidentifikasikan jenjang pengguna dan aplikasi pada jaringan. Sistem operasi yang akan kita gunakan sebagai user adalah Linux Red hat 9.0 dan dari sisi client menggunakan  linux atau windows.
    Seringkali masing-masing user menyimpan datanya tanpa memperhatikan kapasitas harddisk komputer tersebut. Tentu saja hal in akan menimbulkan masalah-masalah yang membuat pusing seorang administrator.
    Untuk mengatasi agar masing-masing user tidak dapat menyimpan data melebihi kapasitas yang diizinkan, maka seorang administrator perlu menerapkan pemberian disk quota pada masing-masing user tersebut. Akan tetapi mungkin saja ada beberapa user yang ingin diberikan disk quota yang lebih besar atau bahkan mungkin diberikan disk quota yang tidak terbatas. Karena itu  dengan penerapan disk quota ini dapat diatur pembagian quota masing-masing user sesuai dengan yang dikehendaki.
    Kernel  merupakan  inti dari sistem  operasi  Linux.  Program-program  lainnya seperti kompiler,  editor, window  manager  dsb adalah paket distribusi  yang disertakan melengkapi sistem Linux. Kernel berisi  program yang dimuat saat boot dan berfungsi sebagai interface antara software dan hardware.  Kernel juga bertugas menangani permintaan membaca atau menulis peralatan disk, melakukan  tugas-tugas  network,  proses  input/output, manajemen  memori, dsb. Kita harus mengkonfigurasikan  kernel dan mengkompilenya  agar benar- benar efisien dan sesuai dengan sistem Linux kita.  Pada dasarnya linux adalah kernel.  Program-program  lainnya  seperti  kompiler,  editor,  window  manager dsb yang disertakan adalah paket distribusi yang melengkapi kernel menjadi sebuah sistem yang operasi yang lengkap.


    Konfigurasi Quota
    Sebelum mencoba untuk menggunakan disk quota perlu diingat bahwa quota harus  sudah  dikonfigurasi  di kernel  anda  dan  sistem  anda  sudah  terinstall paket quota. Pada Linux Redhat versi 6.2, paket quota bisa diinstall dengan rpm jika saat instalasi sistem, paket quota tidak dipilih. Setelah itu konfigurasi ulang kernel anda dan pada bagian quota support ketikkan y :
    Quota support (CONFIG_QUOTA) [n] y
    Pada Linux redhat 6.2, jika quota sudah diinstall, maka secara otomatis saat booting  sistem  akan  mengaktifkan  quota.  Untuk  mengecek  apakah  quota sudah aktif lakukan perintah berikut :
    # /usr/sbin/quotacheck –avug
    Kemudian hidupkan quota :
    # /usr/sbin/quotaon -avug
    Setelah  itu anda  harus  menyunting  file /etc/fstab  untuk  mengaktifkan  disk quota  per baris  file sistem,  dimana  anda  dapat  mengaktifkan  quota  untuk masing-masing user atau group atau keduanya untuk semua file sistem yang ada di Linux. Sebelum quota diaktifkan tampilan file /etc/fstab adalah sbb:
    /dev/hda1    /        ext2 defaults       1        1
    /dev/hda2    /home          ext2 defaults       1        1
    Untuk mengaktifkan quota user, tambahkan “usrquota” pada kolom empat setelah “defaults” menjadi :
    /dev/hda1    /        ext2 defaults       1        1
    /dev/hda2    /home          ext2 defaults,usrquota   1        1
    Cara untuk mengaktifkan quota group hampir sama, yaitu hanya dengan mengganti options usrquota menjadi grpquota. Sedangkan untuk mengaktifkan keduanya, dapat dilakukan dengan mengubah options seperti berikut :
    /dev/hda1    /        ext2 defaults       1        1
    /dev/hda2    /home          ext2 defaults,usrquota,grpquota        1        1

    Kemudian perlu dibuat juga file yang berfungsi menyimpan record quota yaitu quota.user dan quota.group. Keduanya harus diset owner sebagai root, dan hanya boleh di read-write  oleh root saja. File ini biasa diletakkan  di partisi /home.
    # cd /home
    # touch quota.user
    # touch quota.group
    # chmod 600 quota.user
    # chmod 600 quota.group
    Untuk keterangan lebih lanjut tentang fstab, baca manualnya :
    # man fstab
    Selanjutnya  reboot  sistem  agar  quota dapat  berjalan.  Jika  operasi  sudah berjalan normal anda tidak perlu lagi menjalankan perintah quotacheck  dan quotaon.  Anda  hanya  perlu  memastikan  bahwa  quota benar-benar  sudah diaktifkan. Cara yang mudah untuk melakukan ini ialah dengan menjalankan perintah  quota –v. Dari  keluaran  perintah  ini  dapat  anda  lihat  satu  baris informasi  tentang  pemakaian  disk dan batas  quota  saat itu untuk  masing- masing file sistem yang telah diaktifkan quotanya.
    Untuk  mengalokasikan  batas  quota digunakan  perintah  edquota. Perintah dapat  digunakan  baik  untuk  mengatur  quota  seorang  user maupun  quota.
    Sebuah  group.  Apabila  perintah  edquota digunakan  untuk  mengatur  quota seorang user maka setelah perintah edquota bisa diikuti dengan flag –u atau bisa juga tidak, baru kemudian diikuti namauser yang akan diatur quotanya. Jika peintah edquota tidak diikuti flag, maka secara default perintah edquota tersebut dianggap akan mengatur quota seorang user alias menggunakan flag –u.
    Karena itu, jika perintah edquota ini akan digunakan untuk mengatur quota sebuah group, maka setelah perintah ini harus diikuti flag –g baru kemudian diikuti nama group yang akan diatur quotanya. Selain itu perintha edquota ini juga dapat digunakan untuk mengatur quota dua atau lebih user atau group sekaligus. Sintaksnya :
    # edquota <user1> <user2> <user3> …dst
    dan untuk mengatur dua atau lebih group digunakan :
    # edquota  -g <group1> <group2> <group3> …dst

    Ketika perintah edquota diminta, secara otomatis sistem akan menggunakan fasilitas teks editor vi untuk menyunting batas-batas quota yang dikehendaki. Penggunaan perintah edquota dapat dilihat pada contoh berikut :
    Untuk edit quota user
    # edquota –u bagus
    Quotas for user bagus:
    /dev/hda2: blocks in use: 2594, limits (soft = 5000, hard = 6500)
    inodes in use: 356, limits (soft = 1000, hard = 1500)
    "blocks in use" adalah jumlah total blok (dalam kilobyte) yang telah dipakai oleh user. "inodes in use" adalah jumlah total file yang dimiliki user dalam partisi tersebut.
    Untuk edit quota group
    # edquota –g asisten
    Quotas for group asisten:
    /dev/hda4: blocks in use: 5799, limits (soft = 8000, hard = 10000)
    inodes in use: 1454, limits (soft = 3000, hard = 4000)
    Seringkali seorang administrator ingin supaya ia dapat mengatur batas quota pada rentang uid atau user ID, sehingga dia tidak perlu memberikan batas  quota  masing-masing  user  satu  demi  satu  yang  tentu  saja  akan memakan waktu dan tenaga. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan flag –p pada perintah edquota. Hal pertama yang harus dilakukan dalam penduplikasian batas quota untuk sejumlah user ini adalah menentukan batas quota yanag akan dijadikan contoh atau prototype pada seorang user saja. Setelah  itu  proses  duplikasi  dapat  dilakukan.  Jika  diasumsikan  shell  anda adalah csh dan user ID dimulai pada nomor 500 maka digunakan perintah :
    # edquota -p bob `awk -F: '$3 > 499 {print $1}' /etc/passwd`
    Jika  anda  ingin  mengeset  sendiri  grace  periode,  dapat  dilakukan  perintah edquota –t. Maka akan ditampilkan :
    # edquota -t
    Time units may be: days, hours, minutes, or seconds
    Grace period before enforcing soft limits for users:
    /dev/hda2: block grace period: 0 days, file grace period: 0 days
    Jika anda  ingin  mengeset  grace periode  menjadi  5 hari maka  anda  cukup mengubah  angka  0  days  menjadi  5  days,  disesuaikan  dengan  block  dan filenya.
    Keterangan selengkapnya baca di manual :
    # man edquota
    Setelah disk quota aktif pada system, tentu saja administrator ingin memeriksa batas quota dan kapasitas disk quota yang telah digunakan. Untuk melakukan hal  itu,  selain  dapat  menggunakan  perintah  quota,  juga  dapat  digunakan perintah repquota. Perintah quota hanya dapat digunakan oleh seorang user untuk memeriksa quota user dan group, dan pemakaian kapasitas disk yang dimilikinya.  Perintah ini tidak bisa digunkan untuk melihat informasi quota yang dimiliki user lain atau group lain, jika hanya menggunakan account user biasa. Hanya superuser atau yang memiliki account root yang dapat melihat informasi quota yang dimiliki user lain beserta pemakaiannya. Perintah repquota dapat digunakan untuk mendapatkan ringkasan dari semua informasi quota dan pemakaian disk untuk file system yang telah diaktifkan quotanya.
    Berbeda dengan perintah edquota, pada perintah repquota ini jika anda tidak menambahkan  flag apapun,  secara  otomatis  yang akan ditampilkan  adalah quota untuk masing-masing user dan quota untuk masing-masing group (jika keduanya  ada).  Jadi  misalkan  ingin  melihat  alokasi  quota  tiap  user  di file system /home digunakan perintah :
    # repquota –u /home
    misalnya tipe user di file sistem /home ini telah diatur, akan muncul tampilan  :
    Block limits File limits
    User used             soft   hard  grace used  soft    hard grace
    root   --  175419    0        0                  14679          0        0
    bin     -- 18000      0        0                  735    0        0
    uucp   -- 729                   0         0                 23       0        0
    man    -- 57           0        0                  10      0        0
    bagus           -- 13046       15360         19200                   806    1500 2250
    andri -- 2838                 5120 6400           377    1000 1500



    Penggunaan  perintah  quota  –v  oleh  seorang  user  dapat  dilakukan  untuk melihat batas quota yang dimilkinya di file system tertentu. Sebagai contoh di bawah ini user adjie akan melihat batas quota yang dimilikinya :
    # quota –v
    Disk quotas for user adjie (uid 501) :
    Filesystem   blocks          quota limit   grace files   quota  limit  grace
    /home                    525* 500    550    5days           17      0        0
    /usr             0        500    550    0        0        0
    Pada file system /home dari contoh di atas dapat dilihat bahwa user tersebut telah lewat 25 blok dari batas quota yang diizinkan dan mempunyai sisa perpanjangan waktu 5 hari lagi. Tanda asterisk (*) menunjukkan bahwa user tersebut saat ini telah melewati batas quota yang dimilikinya. File system yang tidak digunakan sama sekali oleh user biasanya tidak akan ditampilkan dalam keluaran peintah quota, meskipun user tersebut mempunyai jatah quota pada file system tersebut. Jadi pada contoh di atas (user adjie selain punya quota di /home juga ada di /usr). Jika perintah quota digunakan tanpa flag apapun, maka quota user adjie di /usr tidak akan ditampilkan karena dia sama sekali belum  menggunakan  jatah  quotanya  di  file  system  tersebut.  Tapi  karena perintah edquota menggunakan flag–v maka semua informasi tentang quota yang dimilikinya akan ditampilkan.

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Share

    Twitter Facebook Favorites More